Minggu, 22 September 2013

Sejarah Penemuan DNA: Hershey dan Chase

Virus yang menginfeksi bakteri banyak digunakan peneliti untuk mempelajari genetika molekul. Pada tahun 1952, Alfred Hershey dan Martha Chase menemukan bahwa DNA adalah materi genetic pada fag T2 yang menginfeksi bakteri Escherichia Coli
 Martha Chase dan Alfred Hershey

Sebelumnya, para ilmuwan biologi telah mengetahui bahwa T2, seperti kebanyakan virus, tersusun atas protein dan DNA. T2  juga dapat memerintahkan sel-sel E. Coli untuk memproduksi virus-virus baru. Tetapi belum diketahui komponen  apakah  yang bertanggung jawab atas pemrogaman ulang sel-sel bakteri tersebut,  protein atau DNA. 
 Garis besar percobaan Hershey dan Chase
Untuk menjawab pertanyaan itu, Hershey dan Chase melabeli fag T2 dengan isotop radioaktif untuk melacak keberadaan protein dan DNA ketika infeksi berlangsung. Pertama, mereka membiakkan sekumpulan fag T2 di sekitar atom S-35 radioaktif untuk melabeli protein T2. Karena hanya protein yang mengandung belerang (DNA tidak mengandung belerang), maka atom S-35 hanya masuk ke dalam protein T2.
Selanjutnya dengan cara yang sama, Hershey dan Chse melabeli DNA T2 dengan atom P-32 radioaktif, karena fosfor terdapat dalam DNA T2. Mereka membiarkan kumpulan T2 yang protein dan DNA-nya telah dilabeli menginfeksi bakteri E. Coli secara terpisah, lalu menyingkirkan cangkang protein kosong T2 yang masih menempel pada bagian luar sel bakteri dengan blender dan sentrifuga. Sehingga mereka mendapatkan cairan berisi partikel-partikel fag dan butiran di dasar tabung berisi sel-sel bakteri.
Mereka menemukan bahwa ketika T2 dengan protein radioaktif menginfeksi bakteri, sebagian besar kandungan radioaktifnya terkandung dalam cairan berisi partikel-partikel fag. Sedangkan ketika T2 dengan DNA radioaktif menginfeksi bakteri, sebagian besar kandungan radioaktifnya terkandung dalam butiran di dasar tabung yang berisi sel-sel bakteri.

Ini menunjukkan bahwa protein bukanlah materi yang mereplikasi T2. Tetapi DNA-lah yang masuk ke dalam bakteri saat terjadi infeksi dan memprogram sel-selnya untuk memproduksi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk replikasi T2. Kesimpulannya adalah DNA memiliki kemampuan untuk memprogram sel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar